Sindrom Cri du
Chat
(Tangisan Kucing)
(Tangisan Kucing)
Sindrom tangisan
kucing disebut juga
dengan Sindrom Cri du Chat adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan
pendek kromosom nomor 5 manusia. Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan
mental
dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing dan individu dengan sindrom ini
bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak.
Sejarah penemuan Sindrom Cri Du Chat
oleh Profesor Lejeune dan koleganya pertama
kali mendeskripsikan aspek klinis dari sindrom tangisan kucing pada tahun 1963. Deskripsi pertama didapat dari observasi terhadap 3 orang
anak yang tidak memiliki hubungan keluarga dan ketiga anak tersebut memiliki
ciri-ciri yang meliputi keterbelakangan
mental, cacat fisik, mikrochepal (otak berukuran kecil), bentuk wajah yang abnormal, dan suara tangis menyerupai kucing saat bayi yang
disertai kegagalan pertumbuhan. Karakteristik tersebut diasosiasikan dengan
delesi sebagian lengan pendek pada kromosom nomor 5, hal ini dibuktikan dengan
autoradiografi oleh German et al. pada tahun 1964 dan pewarnaan
menggunakan quinacrine mustard oleh Caspersson et al. pada tahun
1970.
Penyabab
Penyakit Sindrom Cri du chat, sindroma
cri du
chat (Sindroma Tangisan Kucing, Sindroma
5p) adalah sekelompok kelainan yang terjadi akibat hilangnya kromosom nomor 5. Penamaan
sindroma ini didasarkan kepada tangisan bayi yang bernada tinggi dan terdengar
seperti suara seekor kucing. Tangisan ini terdengar segera setelah bayi lahir
dan berlangsung selama beberapa minggu, kemudian menghilang. Sindrom tangisan
kucing disebabkan kelainan kromosom tubuh (autosomal). Kromosom
nomor 5 yang terlibat mengalami delesi pada lengan pendeknya (5p). Kebanyakan
kasus terjadi akibat mutasi Suatu mekanisme translokasi
genetik pada kromosom orang tua saat pembelahan sel juga
menjadi penyebab kelainan ini. Akibat translokasi ini, risiko terjadinya kasus
yang sama pada kehamilan berikutnya akan meningkat. Tidak ditemukan
hubungan antara usia orangtua saat kehamilan dengan sindrom ini.
Diagnosis kelainan ini dapat dilakukan pada
jaringan plasenta (teknik chorionic villus sampling) saat kehamilan berusia 9-12
minggu atau dengan cairan ketuban (amnioncentesis) saat usia kehamilan
di atas 16 minggu .Pada penderita Cri du chat memiliki kromosom nomor 5 yang
mengalami delesi sebagian ( 5p ). Lokasi delesi dibedakan menjadi terminal atau
interstisial pada bagian 15p15.2-5p15.3. deleasi pada bagian 5p15.3 yang
berperan pada timbulnya suara tangisan layaknya kucing. Sementara itu, kelainan
fenotipe ( sifat fisik yang tampak ) lainnya diakibatkan oleh delesi
5p15.2. karena terjadi pada kromosom tubuh maka peluang kejadian pada anak
laki-laki dan perempuan adalah sama.
Karakteristik penderita
sindrom tangisan kucing menunjukkan ciri utama berupa suara tangisan yang lemah
dan bernada tinggi (melengking), mirip suara anak kucing. Suara tangisan yang khas tersebut
diakibatkan oleh ukuran laring yang kecil dan bentuk epiglotis yang tidak normal. Sejalan dengan pertambahan besar laring,
suara menyerupai kucing itu akan hilang dan Sepertiga dari penderita tidak lagi
menunjukkan suara tangis menyerupai kucing setelah berusia 2 tahun. (J. Chem. Pharm. Res. 2010).
Pengobatan Sindrom
Cri Du Chat belum
ada pengobatan, namun untuk sindrom tangisan kucing dan pengobatan dilakukan
terhadap penyakit medis seperti gangguan pernapasan, pencernaan, dan penyakit jantung yang dialami oleh
penderita. Pendidikan untuk peningkatan komunikasi bahasa lisan, tulisan, maupun stimulasi
bahasa tubuh dapat dilakukan pada usia sedini mungkin dan terapi visual motorik dilakukan untuk meningkatkan
fungsi tubuh yang abnormal. Frekuensi kejadian untuk kasus
ini terjadi pada 1 individu setiap 20.000 kelahiran, dikarenakan kecenderungan
penderita sindrom ini meninggal pada usia dini maka frekuensi berkurang menjadi
1 individu setiap 50.000 kelahiran bayi yang hidup.
* ERINA QURROTUL A’ENI ^ IPA BIOLOGI C – V *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar